Rabu, 21 Agustus 2013

TakdirKu ketentuan-Nya bukan inginKu

Merasa terhempaskan oleh nadir takdir 
Bulir air mata perwakilan buncahnya sekat diraga 
Pemilik sang waktu tak mengizinkan pilihanku mengalir 
Aku pasrah, maafkan aku cerita, maafkan aku cinta 


Pilu ini mensentakkanku 
Paparan tungkai lenganku tak sanggup menopang 
Aku rapuh beradu  
Tatapanku gersang 

Sakitku diperujung perantauan 
Pemikiran bertepi dalam guncahnya persuntingan 
Memilih setia dalam cerita meski terluka 
Hei Muda mudi disana, ada cemburuku pada drama remaja 

Ada impian selalu kuimpikan, kini tidak (lagi) berani kujama 
Bahkan Menerawang kedepan Aku tak kuasa 
Elemen AirKu yang kucinta, tetaplah mengalir kehilir mencari rongga nyata bahagia 
Beruntung kelak pemiik desiran senyum AirKu, sementara Aku sekedar sementara 
Besit Aliran nafas itu, pendamai jiwa nan meraung hebatnya 


Demi dentingan detik, percayalah nadir pekat ini akan menjadi takdir (dan) bersejarah 
Demi potongan kisah, yakinilah Aku hadir bukan pergi tapi setia bercerita dalam duka 
Demi buliran air mata, sebagai pertanda ditiap lukaku ada Elemen yang setia menemani 
Demi Masa, aku bertopang pada pemilik_Ku dan belajar melepas TopengKu 
Demi AirKu, makasih atas aliran cerita yang ada

1 kata untuk semua ini "IKHLAS" 
2 kata mengiklaskan semua ini "KUBERSERAH RABB" 
3 kata perwakilanku "INI BUKAN INGINKU" 
4 kata penjelasanku "ADA LEBIH BAIK DISANA" 
5 kata simbolisku "MEREKA lebih berarti dari DIRIKU" 
 #The_Lynk